Sabtu, 07 April 2012

Four Horsemen of the Apocalypse

Yup. Empat penunggang kuda pembawa kiamat bila diartikan secara kasar. Kisah ini ternyata tercatat dalam Al-Kitab yang menyebutkan bahwa kehidupan manusia akan berakhir seiring kehadiran mereka.


Four Horsemen of the Apocalypse merupakan kekuatan yang akan membawa kehancuran bagi umat manusia, dan keberadaan mereka disinggung dalam bab enam dari Book of Relevation. Bahkan beberapa kalangan menyebut bahwa kehadiran mereka adalah berakhirnya kehidupan di seluruh dunia, alias kiamat. Keempat horesemen itu dinamakan sesuai dengan perlambangan kekuatan mereka yaitu Pestilence (wabah penyakit), War(perang), Famine (kelaparan), serta Death (kematian). Namun perrlu diperhatikan bahwa hanya
"Death" saja yang namanya ditulis dengan jelas dalam Book of Relevation sementara tiga lainya tidak di sebutkan secara terperinci. Masalahnya buku tersebut hanya mencantumkan warna kuda saja yaitu White, Red dan Black. serta deskripsi singkat tentang kebenaranya.


Hingga sekarang sudah banyak yang berusaha menafsirkan bab enam dari Book of Relevation, terutama makna yang terkandung pada setiap horsemen. Sebagian menyebutkan bahwa penunggang white horse ialah perlambang seseorang yang akan menyesatkan(pestilence) manusia dan membawa mereka ke jalan yang salah. Penunggang red horse diasumsikan dengan perangdimana warna kuda itu perlambangan dari darah yang tertumpah di medan perang. Penunggang ketiga yang biasa disebut black horsemen,dimana hitam adalah simbol dari kelaparan (famine). ementara penunggangnya yang dikatakan membawa timbangan ialah lambang dari sulitnya makanan,tingginya harga serta kelaparan. Terakhir adalah death muncul setelah tiga kekuatan diatas menanmpakan diri Inspektasi ini diakui berbagai pihak karena terjadinya perang (war) akan menyebabkan terjadinya wabah(Pestilence) dan kelaparan(femine), yang berujung pada kematian.

The Flying Dutchman (kapal hantu yang meneror 7 samudra)


(Maaf blog Dullahan sudah tidak saya aktifkan karena tidak bisa di buka kembali maka dari itu ini adalah blog pengganti Dullahan. Rieku)

Sejarah, Mitos, dan Legenda

catatan sejarah ternyata memuat banyak versi cerita dari Flying Dutchman. Salah satu yang tertua kisah mengenai para pelaut Belanda yang sangat ambisius dalam menaklukan lautan. Pada tahub 1500 - 1600, jauh sebelum Inggris memiliki armada laut yang kuat, Belanda di kenal sebagai penakluk lautan. Di sebutkan bahwa kapten Van Straaten adalah kapten yang telaten dan giat dalam mengarungi laut serta samudra, dan bersedia untuk mempertaruhkan segalanya untuk menjadi kapten terkuat. Namun karena keserakahan dan keangkuhannya maka Van Straaten di hukum oleh alam untuk hidup selamanya di atas kapal tanpa bisa berlabuh ke dermaga!!! Kabarnya kapal yang dinamainya The Flying Dutchman sering berkeliaran di daerah Cape of Good Hope di bagian selatan Afrika. dalam mitos setempat, kapal hantu Van Straaten dapat menularkan kutukan. Alhasil para nelayan dan pelaut di anjurkan untuk merubah haluanjika mereka berpapasan dengan The Flying Dutchman.



Lebih lanjut lagi pada tahun 1821 di temukan catatan tertulis pertama mengenai kisah The Flying Dutchman. Dalam salah satu edisi Blackwood's Magazine yang terbit bulan mei tahun tersebut, di ceritakan bahwa sebuah armada laut Belanda dikutuk karena telah menentang alam. Hendrick Van der Decken merupakan kapten dari armada itu. Cikal bakal terjadinya kutukan ini adalah ambisi  Hendrick Van der Decken untuk menyelesaikan  misi menemukan Cape of Good Hope. Namun sedikit berbeda dengan mitos tua The Flying Dutchman. Blackwood's Magazine menjabarkan lebih banyak detail mengenai perjalanan sang kapten. 7 tahun setelah  misi diberikan,  Hendrick Van der Decken belum juga menemukanCape of Good Hope. Walaupun paea awak kapal sudah merasa putus asa, namun karena sang kapten memiliki sifat yang tegas maka tidak seorangpun berani menentang keinginannya. SAmpai suatu malam  Hendrick Van der Decken menemukan letak Cape of Good Hope dengan teleskopnya. Namun untuk mencapainya maka ia harus melewati badai yang menghadang didepannya. karena kesal terpaksa  Hendrick Van der Decken mengumpat pada angin kencang yang menghadangnya.

Tidak lama setelah itu kapal kecil berpapasan dengan kapal  Hendrick Van der Decken, dan nelayan di kapal kecil itu memperingati sang kapten untuk tidak meneruskan perjalanan malam itu. Bukannya mematuhi atau setidaknya menghormati  saran si nelayan,  Hendrick Van der Decken malah kembali mengumpat bahwa ia lebih memilih dikutuk untuk berlayar selamanya sampai hari kiamat tiba dari pada harus mengalah dari alam. Seketika itu pula, betapun serasnya usaha  Hendrick Van der Decken namun ia bersama awaknya tidak pernah menemukan dermaga untuk berlabuh. Beberapa kisah lainnya mengatakan  Hendrick Van der Decken tidak dikutuk dan bahkan dia hampir bisa berlabuh. Tapi sayang semua awak kapalnya terkena wabah pes sehingga mereka tidak di perbolehkan untuk berlabuh karena takut akan menularkan penyakit itu pada penduduk kota. Karena tidak mendapatkan pertolongan, eluruh awak beserta sang kapten tewas dalam pelayarannya di tengah lautan.

Rasa sakit hati membuat mereka menjadi arwah penasaran yang terus mengarungi lautan dengan kapal hantunya. Versi lain mencatat bahwa terjadi pembunuhan sadis di kapal  Hendrick Van der Decken yang memakan korban seluruh penghuninya!!!